awalnya aku tidak terlalu menyadari
sampai akhirnya aku terbangun
ya, ini tidak biasanya aku lakukan
aku tidak tahu jalan, aku buntu
beruntung dua gadis kecil itu merasakan kebingunganku.
dibawah benda hijau itu aku kedinginan
rasanya memang tak lebih dingin daripada kutub utara
bahkan kupikir itu biasa
hingga akhirnya kulihat sesuatu di seberang
kendaraan beroda dua itu datang menjemputku
lega rasanya
tapi ternyata tak seterusnya lega.
aku menjejakkan kaki di depan pintu rumah
benar benar keadaan yang menyedihkan.
wanita paruh baya itu tertidur pulas di atas dipan
pulas, terbangun. dan kau tahu? dia marah.
aku memang tak tahu apa-apa
tapi ia membantahnya. sungguh sial.
seakan akan aku tak boleh bicara barang satu kata pun
dia mengira aku merusak sesuatu kepunyaan orang lain
dia mengira aku merusak sesuatu kepunyaan orang lain
dia mengira aku kehilangan sesuatu dan menyalahkan pihak lain
itu fitnah, dan tak ada seorangpun yang tahu akan kebenarannya
kuraih dua duanya dan kupakai itu sebagai alas kaki
aku pun berlari, berlari, dan ingin terus berlari
hingga kutemukan sebuah tempat gelap dan aku bimbang
haruskah aku bersembunyi di tempat seperti ini?
sedikit ada rasa penasaran memang, tapi ya bagaimana lagi
kuputuskan untuk berdiam diri dan duduk disana.
kesunyian yang sempurna,